Senin, 19 Januari 2009

Semiloka Penguatan Keilmuan Budaya FIB-A 2006

PENGUATAN KEILMUAN BUDAYA
MENYONGSONG KONVERSI IAIN MENJADI UIN
Dasar Pemikiran
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, revolusi di bidang informasi dan komunikasi, serta munculnya pasar tenaga kerja dunia serta perubahan sosial politik global, telah mendorong lembaga-lembaga pendidikan mengupayakan perubahan, baik bentuk dan sistem penyelenggaraan pendidikan, bahkan tujuan pendidikan lembaga itu sendiri. Arus pergerakan perubahan ini juga telah menjadi wacana umum pada lembaga-lembaga pendidikan tinggi Islam. Jika selama ini kondisi umum PTAI di Indonesia sangat memprihatinkan dan terkesan jalan di tempat serta belum memiliki jaringan yang lebih luas di dunia internasional, maka perubahan paradigma, inovasi pendidikan dan professionalisme pengelolaan merupakan kata kunci agar perguuan tinggi Islam mampu menghadapi tantangan globalisasi sekaligus dapat menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di pasar global tersebut.
Kini, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, IAIN/STAIN mengubah diri menjadi Universitas Islam (UIN), Di satu sisi perubahan ini diharapkan tidak hanya mampu menghasilkan tokoh-tokoh intelektual dalam bidang ilmu-ilmu keagamaan, tetapi juga bidang-bidang keilmuan lainnya, seperti ilmu pengetahuan alam, sosial, ekonomi, budaya, politik dan sebagainya sejalan dengan tuntutan globalisasi itu sendiri. Namun di sisi lain, perubahan IAIN menjadi UIN masih menyisakan beberapa pertanyaan penting. Apakah fungsinya akan sama dengan universitas sekuler dengan meletakkan dasar moralitas Islam sebagai acuan kerjanya atau tetap menjadi lembaga pendidikan dan pengembangan ilmu-ilmu keislaman, atau masih ada bentuk lain yang akan dituju ?. Untuk menjawab pertanyaan ini, agaknya perlu dilihat kembali bahwa salah satu tujuan dilakukannya konversi IAIN menjadi UIN adalah dalam rangka integrasi keilmuan (ilmu agama dan ilmu umum) yang selama ini terdikhotomi oleh pandangan-pandangan eksternal yang merasuk ke dunia intelektual Islam. Disamping itu juga dalam upaya menjadikan nilai-nilai Islam sebagai landasan pengembangan sains dan teknologi sebagaimana yang pernah dicapai oleh umat Islam pada masa lalu.
Dalam menjawab tantangan seperti di atas, IAIN Imam Bonjol sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi Islam sudah sewajarnya pula mengambil peluang ke arah itu, tentu dengan segala konsekwensi yang ditimbulkannya, baik dari segi manajemen, sistem administrasi dan lainnya.
Fakultas Ilmu Budaya-Adab sebagai satu fakultas yang mendalami bidang keilmuan budaya pada IAIN Imam Bonjol Padang telah mencanangkan sebuah visi yang bernuansa integrasi itu, yaitu : “memiliki otoritas dalam bidang ilmu budaya dengan perspektif Islam”. Maka untuk menyikapi perkembangan akhir bidang pendidikan seperti dikemukakan, fakultas ini seyogianya menyambut dengan antusias, sembari –tentunya- melakukan pembenahan diri dalam rangka upaya penguatan keilmuan agar setara dengan fakultas ilmu budaya lainnya, namun tanpa kehilangan jati diri sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam. Diantara upaya yang dapat dilakukan ke arah itu adalah :
Pertama, menggali kembali khazanah intelektual Islam yang dulu pernah menjadi pumpunan perkembangan keilmuan global. Khazanah keilmuan ini telah banyak menghasilkan formula-formula dalam berbagai bidang keilmuan, tak terkecuali dalam bidang keilmuan budaya. Kekayaan intelektual Islam ini sempat “diabaikan” oleh umat Islam sendiri, namun dikembangkan di dunia barat. Meski kemudian khazanah keilmuan ini kehilangan ruh keTuhanannya dan terjebak pada sekularisasi ilmu pengetahuan dan memunculkan pandangan dikhotomis antara ilmu agama dan ilmu umum, namun perkembangan akhir inilah yang banyak dijadikan rujukan oleh kalangan intelektual di dunia Islam sendiri.
Kedua, banyaknya muncul masalah-masalah kemasyarakatan dan krisis multidimensional dalam negara bangsa di tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diasumsikan sebagai implikasi dari paradigma perkembangan ilmu pengetahuan positivis dan holistis yang didewakan oleh barat. Paradigma mana selama ini telah meminggirkan peran keilmuan budaya yang lebih memper-timbangan aspek humanize dalam melihat berbagai perubahan dan penyelesaian masalah-masalah kemasyarakatan yang muncul. Untuk itu perlu penguatan keilmuan budaya untuk melengkapi paradigma perkembangan keilmuan yang berorientasi pada pencarian solusi terhadap masalah-masalah sosial yang muncul dewasa ini.
Ketiga, perlunya meningkatkan mutu akademik melalui pengayaan dan penguatan bidang keilmuan budaya, baik dalam bentuk pendalaman dan pengayaan materi, penguatan metodologi, maupun peningkatan kualitas SDM tenaga pengajar dalam rangka menghasilkan lulusan yang memiliki kualitas keilmuan yang handal.
Untuk mendapatkan format dan solusi yang dapat menjawab tantangan itu, maka fakultas Ilmu Budaya-Adab perlu menghimpun pokok pokok pikiran ke arah itu melalui sebuah Seminar dan Lokakarya yang melibatkan kalangan akademisi yang relevan untuk tujuan itu.
Nama Kegiatan :
Seminar dan Lokakarya : PENGUATAN KEILMUAN BUDAYA MENYONGSONG KONVERSI IAIN MENJADI UIN
Tujuan :
Seminar dan Lokakarya ini bertujuan untuk :
a. untuk menghimpun masukan kearah penguatan bidang keilmuan budaya, baik dari segi kedudukan epistemologis maupun menyangkut aplikasi keilmuan yang kontributif terhadap berbagai aspek kehidupan kemasyarakatan dan pasar tenaga kerja.
b. untuk merumuskan kembali tujuan institusional dan instruksional proses akademik pada disiplin-disiplin keilmuan yang dikembangkan sesuai dengan perubahan IAIN IB menjadi Universitas
Target yang ingin dicapai :
Sesuai dengan tujuan semiloka tersebut, maka target yang ingin dijangkau adalah :
a. Termuskannya acuan yang lebih konkrit untuk meningkatkan peran bidang keimuan budaya dalam menghasilkan lulusan yang unggul secara akademik serta mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat dan dunia kerja.
b. Meningkatkan wawasan tenaga pengajar tentang keilmuan budaya terutama landasan epistemologi keilmuan budaya dan kaitannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern.
c. Menyatukan persepsi dosen dalam mengembangkan keilmuan di tiap disiplin yang diajarkan, sekaligus diharapkan akan mempengaruhi kinerja akademik dosen itu sendiri serta kualitas lulusan yang dihasilkan
Peserta :
Seminar dan Lokakarya ini akan diikuti oleh 50 orang peserta, yang terdiri dari dosen penanggung jawab/pengasuh matakuliah setiap program studi.
Narasumber
Terdiri dari pakar ilmu budaya dan ilmu budaya dalam perspektif Islam
Topik Inti (draft tentatif) :
1. Peran Keilmuan Budaya dalam Konteks Perkembangan Masyarakat Modern (Suatu Tinjauan Epistemologis)
2. Pengembangan Keilmuan Budaya Islam dalam Rangka Perluasan Analisis Keilmuan dalam Islam (Bidang Bahasa, Sastra, Sejarah, Seni dan Dokumentasi)
3. Redefenisi dan Reposisi Keilmuan Budaya dalam Pembidangan Ilmu-Ilmu Keislaman
4. Beberapa Upaya Penguatan Keilmuan Budaya pada Fakultas Ilmu Budaya-Adab IAIN IB Padang Menuju Universitas Negeri
Tempat dan Waktu Pelaksanaan :
Semiloka ini akan dilaksanakan pada fakultas Ilmu Budaya (Adab) IAIN Imam Bonjol Padang selama 2 (dua) hari, yaitu dari tanggal s/d. Agustus 2006, mulai jam 08.00 – 16.00 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar