Senin, 19 Januari 2009

Sarasehan Budaya

Fakultas Ilmu Budaya-Adab IAIN IB Padang bekerjasama dengan Persatuan Artis Sinetron (PARSI) Sumbar :
Menyambut Rencana Visualisasi Film Layar Lebar
"Jejak Langkah Syekh Burhanuddin”

Latar Belakang
Nama Syekh Burhanuddin Ulakan Pariaman sangat relevan ketika kita membuka wacana tentang Islam di negeri yang dikenal memiliki konsensus “Adat Basandi Syara’, Syara’ basandi Kitabullah” ini. Meski mungkin tidak untuk kajian proses konversi Islam di Minangkabau tahap awal, namun, setidaknya pada satu tingkat, kita melihat sosok tokoh yang hadir di pelataran sejarah Minangkabau akhir abad ke 17 ini memiliki nuansa tersendiri dalam memberikan satu corak kehidupan spritual masyarakat Minangkabau yang pengaruhnya masih dirasakan bahkan hingga beberapa abad setelah kepergiannya. Pada tataran lain, proses integrasi Islam ke dalam setting kehidupan politik tradisional dan kerangka budaya masyarakat Minangkabau yang kemudian mengakumulasi dalam sebuah konsensus sosial ABSSBK itu, menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan pula dengan keberadaan tokoh ini, terutama dalam mengembangkan wacana tentang realitas sosial, budaya dan bahkan politik Minangkabau hingga saat ini.
Munculnya gagasan untuk memvisualisasikan jejek langkah tokoh Syekh Burhanuddin ke dalam sebuah film layar lebar, patut untuk disambut dengan antusias oleh semua pihak, terutama masyarakat Minangkabau. Upaya ini selain akan membuka khazanah perbendaharaan lama sejarah tokoh penyebar agama di tingkat lokal sebagai pewarisan nilai ketokohan kharismatik bagi generasi sekarang, lebih dari itu, dalam konteks ke-kini-an ; pada saat ritme perkembangan budaya masyarakat mengarah pada titik riskan yang nyaris kehilangan identitas keislamannya di satu sisi, dan ke-“khusyu’an” Islam dicemari oleh kecurigaan-kecurigaan yang dapat menyudutkan posisi politis dan kulturalnya di sisi lain, maka upaya pewarisan nilai-nilai lewat tontonan yang menuntun ini, pencitraaan Islam terhadap generasi kini, diharapkan akan dapat kembali tercerahkan.
Dalam konteks Sumatera Barat, visualisasi jejak langkah tokoh ini, sudah barang tentu memiliki segi-segi ekonomis dan moralitas yang patut pula untuk diperhitungkan. Dalam waktu dekat, dengan akan dibukanya Bandara International Ketaping, memberi peluang banyaknya wisatawan yang datang ke daerah ini. Ini tentu akan mempengaruhi peningkatan devisa bagi pendapatan daerah, akan tetapi pola kehidupan budaya masyarakat tidak mustahil akan terimbas budaya global. Karena itu, ada dua hal yang perlu dipersiapkan oleh daerah : pertama, melakukan penggalian potensi-potensi wisata daerah yang layak untuk konsumsi wisatawan mancanegara, dan kedua : membentengi identitas kultural masyarakat daerah terhadap arus budaya-budaya asing. Dilihat dari kedua aspek ini, maka visualisasi jejak langkah Syekh Burhanuddin ini memiliki momentum untuk dikembangkan menjadi promo wisata ritual di daerah, di samping juga akan sangat relevan dalam rangka penanaman kembali identitas kultural dan keagamaan masyarakat.
Terlepas dari apa yang telah dikemukakan, visualisasi ketokohan yang pernah hadir dalam penggung sejarah Minangkabau ini, tentu memiliki orientasi yang tidak hanya sekadar rekonstruksi masa lalu, namun juga mempertimbangkan aspek-aspek kelayakan dari sudut sinematografi, baik segi artistik penyajiannya, maupun segi “kelayakan jual”nya. Kedua aspek ini seyogianya dituntut harus seimbang, dan tidak mengorbankan yang satu untuk kepentingan yang lainnya. Disamping itu, “penggambaran” sang tokoh panutan ini dapat betul-betul menjadi representasi ‘zaman’nya, sekaligus memiliki kekuatan informatif namun dapat dicerna melalui persepsi kekinian.
Sehubungan dengan apa yang dikemukakan itu, rencana visualisasi ini tidak hanya sekedar perlu disambut, namun layak dikembangkan ke dalam wacana-wacana budaya yang lebih spesifik dalam rangka pengayaan dimensi-dimensinya. Karena itu, Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Ilmu Budaya (Adab) IAIN Imam Bonjol Padang bersama Persatuan Artis Sinetron Indonesia (PARSI) Sumatera Barat, menganggap perlu menyelenggarakan “Sarasehan Budaya” menyambut rencana Visualisasi Film Layar Lebar Jejak Langkah Syekh Burhanuddin, sebagai lanjutan penyelenggaraan Seminar Sehari yang sebelumnya telah dilaksanakan oleh Majelis Kebudayaan Muslim (MKM) di Bogor pada tanggal 31 Maret yang lalu.
Sarasehan ini akan diikuti oleh antara lain : ulama, sejarawan, budayawan, seniman dan tokoh masyarakat Sumatera Barat yang dianggap relevan dengan tema yang diangkatkan ini.
Nama Kegiatan
“ Sarasehan Budaya dalam rangka menyambut rencana visualisasi Jejak Langkah Syekh Burhanuddin ”
Tujuan
Sarasehan ini bertujuan untuk menghimpun pemikiran-pemikiran konstruktif dari berbagai pihak yang dapat memperkaya wawasan pihak yang akan menangani proyek visualisasi ini.
Sasaran
Sasaran yang ingin dijangkau dengan kegiatan ini adalah terciptanya kesamaan persepsi di kalangan pelaksana dengan masyarakat, sehingga visualisasi jejak langkah Syekh Burhanuddin ini nantinya dapat menjadi tontonan yang benar-benar pas untuk masa kini.
Waktu dan Tempat
Sarasehan ini akan dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2004 dan bertempat di Aula Fakultas Ilmu Budaya (Adab) IAIN Imam Bonjol Kampus Lubuk Lintah Padang.
(irh-04)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar